08 Juli 2009

Keutamaan Nabi Muhammad SAW

Keutamaan Nabi Muhammad SAW


Jika ada seorang manusia yang dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tugas-tugas-Nya, maka sudah jelas Allah telah mempersiapkan untuknya perbekalan-perbekalan untuk melakukan tugas itu. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW yang dipilih Allah menjadi seorang Rasul-Nya. Dalam menjalankan kerasulannya, maka Nabi Muhammad SAW pun memiliki kelebihan, sebagai mukjizat, yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Baik dalam ilmu maupun akhlaknya. Baik sebagai bukti akan kerasulannya maupun sebagai contoh untuk umatnya. Kelebihan yang dimiliki beliau itulah merupakan keutamaan dari seorang yang paling utama di muka bumi ini, sehingga dapat menjadi figur teladan bagi umatnya.

Beberapa keutamaan Nabi Muhammad SAW yang tersebut dalam Al Qur’an adalah sbb:

1. Dalam diri Nabi Muhammad SAW terdapat suri teladan yang baik.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS.33, Al-Ahzaab:21)

2. Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi.

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.33, Al-Ahzaab:40)

3. Karena keutamaanya yang besar, hingga Allah dan para malaikat-Nya pun bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS.33, Al-Ahzaab:56)

4. Nabi Muhammad SAW oleh Allah dijadikan Rahmat bagi alam semesta.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. 21, Al-Anbiyaa’:107)

5. Kelahirannya telah ditunggu-tunggu oleh umat sebelumnya.

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ

“Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata"” (QS.61, Ash-Shaff:6)

6. Nabi Muhammad SAW benar-benar berbudi pekerti agung.

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS.68, Al-Qalam:4)

Nabi Saw sangat pema'af. Pernah Nabi berhutang kepada seorang Yahudi bernama Sa’ad bin Sya’nah. Jatuh tempo pembayarannya masih tiga hari lagi. Tetapi Sa’ad menagih sebelum jatuh tempo. Ia mencari Nabi dan bertemu di jalan. Sa’ad langsung memegang selendang Nabi dengan keras seraya berkata, “Kamu hai Bani Abdul Muthallib telah lalai membayar hutang”. melihat kejadian itu, Umar langsung bangkit, ingin menghardik Sa’ad. Nabi mencegah Umar, sambil tersenyum Beliau berkata kepada Umar, “Saya memang mempunyai hutang kepada Sa’ad. Sikap kamu yang lebih tepat wahai Umar adalah menyuruhku untuk membayar hutang dan menyuruh dia menagih hutang dengan cara yang baik. Sebenarnya, jatuh tempo hutang masih tiga hari lagi. Tapi baiklah, tolong bayarkan utang itu dan tambahkan 20 sha’ agar hilang kemarahannya”. (HR. Al-Baihaqi, Ibnu Hibban dan Thabrani).

Demikian beberapa keutamaan yang dapat saya temukan dalam Al Qur’an. Mungkin masih lebih banyak lagi yang belum saya tuliskan di sini.

Sebenarnya dalam diri manusia agung seperti Rasulullah SAW, baik dilihat dari kuantitas dan kualitas keutamaannya jika dibanding dengan kita manusia biasa maka kita akan tercengang dan kagum. Karena begitu banyak dan begitu tingginya keutamaan yang dimiliki beliau. Meski begitu kita sebagai umat beliau tetaplah memandang beliau sebagai manusia yang diutus oleh Allah SWT sebagai Rasul yang mengemban amanat-Nya, menyampaikan ajaran tauhid kepada seluruh manusia di muka bumi. Banyak hal-hal yang dimiliki dan dapat dilakukan beliau tapi tidak oleh manusia lain. Inilah mukjizat yang membuktikan bahwa beliau adalah benar-benar Rasul Allah SWT.

Firman Allah:

“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(QS.Al-Kahfi [18]:110)

“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS.As-Syu’ara’[26]: 107)

Kita tahu bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Dan kalau kita renungkan surat Al-Hasyr ayat 21, di mana jika Allah menurunkan Al-Qur’an kepada gunung, lalu dijadikan-Nya pada gunung tersebut akal sebagaimana manusia, pasti gunung akan terpecah belah.

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُّتَصَدِّعاً مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS.59:21)

Ini adalah keterangan Al-Qur’an yang Allah turunkan, untuk meyakinkan kita dan bukti akan kerasulan beliau yang diberi mukjizat oleh Allah sebagai keutamaan beliau. Dalam tafsir Jalalain pada ayat berikutnya (ayat 23) menerangkan, yang terjemahannya adalah:

(Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja Yang Maha Suci) dari semua apa yang tidak layak bagi keagungan dan kebesaran-Nya (Yang Maha Selamat) artinya Yang Bebas dari segala sifat-sifat kekurangan (Yang Maha Mengamankan) para rasul-rasul-Nya dengan menciptakan mukjizat bagi mereka (Yang Maha Memelihara) berasal dari lafal haimana-yuhaiminu, dikatakan demikian apabila seseorang selalu mengawasi sesuatu. Makna yang dimaksud ialah, Dia Maha Menyaksikan amal perbuatan hamba-hamba-Nya (Yang Maha Perkasa) yakni Yang Maha Kuat (Yang Maha Kuasa) untuk memaksa makhluk-Nya supaya menuruti apa yang dikehendaki-Nya (Yang Maha Agung) dari semua sifat yang tidak layak bagi keagungan-Nya. (Maha Suci Allah) Dia memahasucikan Zat-Nya sendiri melalui ayat ini (dari apa yang mereka persekutukan) dengan-Nya. (Jalalain, QS.59:23)

Sejarah mencatat, ketika beliau dilempari batu oleh orang-orang Thaif hingga beliau berlumuran darah, saat itu malaikat mau melempar orang-orang Thaif dengan bukit agar mereka binasa tapi Nabi melarang, karena Nabi menganggap kejadian yang menimpanya karena orang-orang Thaif tidak mengerti masalah kerasulan dan Islam. Beliau berharap meski mereka tidak mengerti tapi anak keturunan mereka mungkin masih bias diharapkan. Begitu agungnya sikap beliau ini. Begitu juga ketika peristiwa Fathu Makkah (pembebasan Makkah). Orang-orang Quraisy yang sebelumnya memerangi Nabi dan sabatnya, baik pada awal Islam (sebelum Hijrah) maupun setelah Hijrah ke Madinah, di mana Paman beliau Hamzah ra. dan beberapa shabat beliau gugur karena kebiadaban mereka, tetapi setelah peristiwa Fathu Makkah, mereka dimaafkan, tak ada sedikit pun dendam atau ingin membalas kejahatan mereka.

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa terjadi peristiwa yang dapat dijadikan pendukung atas bukti kerasulan beliau, yaitu ketika beliau dilahirkan, Ibnu Sa’ad meriwayatkan, bahwa Ibu Rasulullah SAW berkata, “Setelah bayi keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam.” Al-Baihaqy juga meriwayatkan bahwa bersamaan dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW sepuluh balkon istana Kisra runtuh dan api yang biasa disembah orang-orang Majusi padam, serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah seketika itu juga gereja-gereja itu amblas ke dalam tanah.

Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, bahwa Nabi SAW menonjol di tengah kaumnya karena perkataannya yang lemah lembut, akhlaknya yang utama, sifat-sifatnya yang mulia. Beliau adalah orang yang paling utama kepribadiannya di tengah kaumnya, paling bagus akhlaknya, paling terhormat dalam pergaulannya dengan tetangga, paling lemah lembut, paling jujur perkataannya, paling terjaga jiwanya, paling terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, karena beliau menghimpun semua keadaan yang baik dan sifat-sifat yang diridhai orang lain. Keadaan beliau juga digambarkan Ummul Mukminin Khadijah Ra, “Beliau membawa bebannya sendiri, memberi orang miskin, menjamu tamu dan menolong siapa pun yang hendak menegakkan kebaran.”

Hal serupa juga digambarkan dalam Al-Qur’an:

لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min.” (QS.9, At-Taubah:128)


=========================

by: musthaf

sumber bacaan:

1. Al-Qur'an dan Tejemahan, Depag

2. Ringkasan Shahih Al-Bukhari, Az-Zabidi

3. Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury

4. Sumber-sumber lain