27 November 2009

Niat

kaligrafi Pictures, Images and Photos
Aktivitas perbuatan manusia pada umumnya akan selalu diawali dengan adanya dorongan niat yang terbersit dalam hati. Dorongan seperti ini akan mendasari kesadaran seseorang dalam melakukan aktivitasnya. Suatu aktivitas yang tidak didasari oleh kesadaran niat dalam hatinya, bisa jadi aktivitas ini dilakukan oleh orang gila atau orang yang hilang kesadarannya, seperti orang yang kaget terkena tusukkan jarum tanpa ia ketahui sebelumnya hingga dengan refleks ia akan menggerakan bagian badan yang terkena jarum, aktivitas orang yang mengigo saat dia tidur dan orang yang kerasupan jin atau setan. Mungkin kita bisa membedakan nilai antara aktivitas yang didasari oleh kesadaran niat melakukan, dengan yang tidak. Baik dari bentuk aktivitasnya maupun hasil dari aktivitas tersebut. Aktivitas seseorang yang didahului dengan niat, cenderung akan melakukan rencana atau langkah-langkah dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan bagi mereka yang mempunyai keteguhan tekad yang kuat, mereka tidak akan mudah goyah dan menyerah sebelum behasil menyelesaikan aktivitas yang mereka lakukan. Aktivitas seperti ini akan lebih dinikmati dan dirasakan oleh si pelaku. Bahkan ia akan merasakan nikmat tersendiri sebelum melakukan aktivitas.

Niat adalah gerak hati (khathir) dengan penuh kesadaran untuk melakukan suatu amal berbuatan dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu niat dalam hati ini menjadi landasan penting dalam setiap amal-amal seseorang. Baik buruknya suatu amal di hadapan Allah akan ditentukan oleh niatnya.

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab r.a., Rasulullah bersabda:

اِنَّمَاالاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَاِنَّمَالِكُلِّ امْرِئٍ مَانَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللّهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَاأَوِامْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَاهَاجَرَاِلَيْهِ (متفق عليه

Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niat, dan sesungguhnya setiap orang (beramal) menurut niatnya. Barang siapa yang hijrahnya karena ingin mendapatkan keridhaan Alloh dan rasul-Nya. maka hijrahnya kepada keridhaan Alloh dan rasul-Nya, dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan dunia, ia dapatkan dunia itu, atau karena(untuk mendapatkan) seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka (balasan) hijrahnya (ia dapatkan) menurut (niat) hijrah yang ia lakukan. (متفق عليه)

Melihat Hadits di atas, kita dapat memahami bahwa begitu pentingnya arti niat dalam mengawali sebuah aktivitas amal, oleh karena itu kita dituntut untuk tidak main-main dengan niat. Karena apa yang kita niatkan, maka itulah yang akan kita dapatkan. Dan yang mesti kita perhatikan adalah selalu bersikap curiga terhadap niat-niat kita, karena niat letaknya ada di dalam hati yang sangat halus dan samar, tersembunyi serta tidak mudah diketahui orang.

Bagi kita yang sangat memperhatikan kebersihan niat semata-mata ikhlas karena Allah, kadang kala kita perlu curiga kepada terbersitnya niat-niat yang sering muncul dalam hati. Karena niat-niat itu sering tanpa kita sadari bercampur dengan nafsu yang sering kali kita sendiri terkecoh dan terjerumus ke dalam unsur riya.

Kalau kita perhatikan setiap amalan hati (batin), seperti niat dan keyakinan (i'tiqad), yang begitu rahasia dan tidak mudah diketahui orang lain, tapi hanya diri kita dan Allah sajalah yang mengetahuinya, sepertinya Allah sangat mempercayakan hal ini kepada kita saja dan tidak melibatkan orang lain. Kita sendirilah yang mesti menjaga, memelihara, mengawasi dan merawat kemurnian dan kebersihan-nya, dengan langsung memohon pertolongan Allah. Dan Allah pun akan selalu menolong kepada siapa pun yang benar-benar memohon pertolonganNya sesuai yang dikehendakiNya.

-------------
musthaf merenung