22 September 2009

Merenungi Alam Ciptaan Tuhan

Melihat Alam

Begitu terang alam semesta ini. Langit dan bumi serta segala yang ada di antaranya tampak begitu indah dan mempesona. Keindahan itu tak lain karena sebab nur Allah yang selalu menerangi. Begitu nikmat dirasa apa yang keluar dari padanya. Kenikmatan itu tak lain karena sebab rahmat Allah yang selalu menyertainya. Haruskah kita terpedaya oleh keindahan, kedudukan, kemegahan, kekuasaan, keberhasilan dan kemewahan? Atau kita diputus-asakan oleh kesulitan, kemiskinan, kegagalan dan keterbatasan? Alam benda-benda yang tampak oleh mata, dan alam pikiran yang selalu kita rasa, memberikan pemahaman bagi kita akan hakikat kejadian oleh sang Pencipta, bagi mereka yang tidak menghentikan perhatiannya di sana. Alam semesta ini, sebelum dan sesudah keberadaannya, mengisyaratkan kehadiran sang Pencipta, Allah SWT. Jika kita tidak dapat melihat kehadiran-Nya di sana, maka jelaslah bahwa kita telah jauh dari cahaya dan ma'rifat kepada-Nya, dikarenakan hati kita sebagai pelita telah dihalangi oleh pengaruh pancaran menyilaukan yang keluar dari alam yang ada.

Allah berfirman:

قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa`at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS.10, Yunus:101)

Memandang bahwa Allah-lah Dzat Yang Maha Kuasa memberi manfaat pada apa yang kita lihat di alam ini, akan menarik kita akan kedekatan kepada-Nya, bersyukur atas segala nikmat dan anugerah yang telah diberikan oleh-Nya, serta mendorong kita menjalani segala apa yang telah diwajibkan-Nya kepada kita. Kedekatan kita kepada-Nya akan mengahantarkan kita pada kesempurnaan pemahaman atas Allah SWT sebagai Tuhan yang telah menciptakan, mengurusi dan menetapkan atas makhluk ciptaan-Nya, hingga kita akan sibuk memikirkan kekuasaan-Nya, berdzikir mengingat kesempurnaan-Nya, serta menjalankan hak-hakNya, sampai kita lupa pada mengikuti apa yang menjadi kesenangan nafsu kita.

Dalam hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda:
قَلَ اللهُ تَعَالَى: عَبْدِي, اَنَاعِنْدَضَنَّكَ بِىْ وَأَنَامَعَكَ اِذَاذَكَرْتَنِىْ
Allah Ta'ala berfirman: "Wahai hamba-Ku, Aku menurut apa yang menjadi prasangkamu kepada-Ku dan Aku bersamamu ketika engkau ingat kepada-Ku."

Semoga kita selamat dari bahaya nafsu yang selalu menjeruskan kita ke lembah nista, bencana jilatan api neraka. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar